Kallolo Bugis - Penyebaran Islam, Kolonialisme Belanda hingga Kemerdekaan
Penyebaran Islam
Pada awal abad ke-17, datang penyiar agama Islam dari Minangkabau atas perintah Sultan Iskandar Muda dari Aceh. Mereka adalah Abdul Makmur (Datuk ri Bandang) yang mengislamkan Gowa dan Tallo, Suleiman (Datuk Patimang) menyebarkan Islam di Luwu, dan Nurdin Ariyani (Datuk ri Tiro) yang menyiarkan Islam di Bulukumba.[6]
Kolonialisme Belanda
Pertengahan abad ke-17, terjadi persaingan yang tajam antara Gowa dengan VOC hingga terjadi beberapa kali pertempuran. Sementara Arumpone ditahan di Gowa dan mengakibatkan terjadinya perlawanan yang dipimpin La Tenri Tatta Daeng Serang Arung Palakka. Arung Palakka didukung oleh Turatea, kerajaaan kecil Makassar yang berhianat pada kerajaan Gowa.
Sementara Sultan Hasanuddin didukung oleh menantunya La Tenri Lai Tosengngeng Arung Matowa Wajo, Maradia Mandar, dan Datu Luwu. Perang yang dahsyat mengakibatkan banyaknya korban di pihak Gowa & sekutunya. Kekalahan ini mengakibatkan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya yang merugikan kerajaan Gowa. Pernikahan Lapatau dengan putri Datu Luwu, Datu Soppeng, dan Somba Gowa adalah sebuah proses rekonsiliasi atas konflik di jazirah Sulawesi Selatan.
Setelah itu tidak adalagi perang yang besar sampai kemudian pada tahun 1905–1906 setelah perlawanan Sultan Husain Karaeng Lembang Parang dan La Pawawoi Karaeng Segeri Arumpone dipadamkan, maka masyarakat Makassar dan Bugis baru bisa betul-betul ditaklukkan Belanda. Kosongnya kepemimpinan lokal mengakibatkan Belanda menerbitkan Korte Veklaring, yaitu perjanjian pendek tentang pengangkatan raja sebagai pemulihan kondisi kerajaan yang sempat lowong setelah penaklukan. Kerajaan tidak lagi berdaulat, tetapi hanya sekadar perpanjangan tangan kekuasaaan pemerintah kolonial Hindia Belanda, sampai kemudian muncul Jepang menggeser Belanda hingga berdirinya NKRI.
Masa kemerdekaan
Para raja-raja di Nusantara mendapat desakan oleh pemerintahan Orde Lama (Soekarno) untuk membubarkan kerajaan mereka dan melebur dalam wadah NKRI. Pada tahun 1950-1960an, Indonesia khususnya Sulawesi Selatan disibukkan dengan pemberontakan. Pemberontakan ini mengakibatkan banyak orang Bugis meninggalkan kampung halamannya. Pada zaman Orde Baru, budaya periferi seperti budaya di Sulawesi benar-benar dipinggirkan sehingga semakin terkikis.
Sekarang generasi muda Makassar & Bugis adalah generasi yang lebih banyak mengonsumsi budaya material sebagai akibat modernisasi, kehilangan jati diri akibat pendidikan pola Orde Baru yang meminggirkan budaya mereka. Seiring dengan arus reformasi, munculah wacana pemekaran. Daerah Mandar membentuk provinsi baru yaitu Sulawesi Barat. Kabupaten Luwu terpecah tiga daerah tingkat dua. Sementara banyak kecamatan dan desa/kelurahan juga dimekarkan. Namun sayangnya tanah tidak bertambah luas, malah semakin sempit akibat bertambahnya populasi dan transmigrasi.
Posted by Andi Ernita
Admin : Andi Nur Hikmah
PALING POPULER
-
Kallolo Sulsel - Baik Bahasa, Agama dan Budaya disulawesi selatan sangat beraneka ragam, dan telah diwariskan secara turun temurun dari l...
-
Kallolo Sulsel - LaoLisu News - Satu lagi brand industri kerajinan sandal asal Pinrang Sulawesi Selatan "LaoLisu" kembali menar...
-
Kallolo Sulsel - Sekitar 30.000 tahun silam pulau ini telah dihuni oleh manusia. Penemuan tertua ditemukan di gua-gua dekat bukit kapur de...
DIREKOMENDASIKAN
- Laolisu Pinrang (3)
- Pengusaha Pinrang (1)
- Republik Gaul (2)
- Sulawesi Selatan (5)
TENTANG KAMI
Mari bersama-sama jelajahi dunia dengan internet. Blog ini terdaftar sebagai anggota CBC "Celebes Blogger Community" sejak tahun 2013, dibawah binaan Andi AM. Jika ada yang kurang berkenan dengan artikel blog ini, maka kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. |
PENGUSAHA MUDA
BISNIS TERBARU
PROFIL OWNER
TERBIT
-
▼
2020
(9)
-
▼
August
(9)
- Laolisu Pinrang Luncurkan Produk Sandal Tema Batik...
- Wow.. Promosi Sandal Laolisu Pinrang didukung Ratu...
- Populerkan Distro Republik Gaul, Ayu Model RMM Sem...
- Gulung Tikar, Owner Republik Gaul, Rintis Industri...
- Penyebaran Islam, Kolonialisme dan Kemerdekaan
- Kerajaan di Sulawesi Selatan
- Suku Bugis di Sulawesi Selatan
- Bahasa, Agama dan Budaya di SulSel
- Tentang Sulawesi Selatan
-
▼
August
(9)